Bandung, Uninus.ac.id
Ikeu Rosita hari ini, 5 Oktober 2021 sedang dalam perjalanan ke Jayapura, Papua, untuk memperkuat tim Jawa Barat meraih medali pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang berlangsung 2 sampai 15 Oktober.
Ikeu yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswi Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung memperkuat Jawa Barat pada cabang olahraga (cabor) rugbi. Posisinya di cabor itu bukan main-main, ia merupakan seorang kapten tim. Jadi pemimpin teman-temannya.
Rugbi merupakan cabor yang dimainkan dua tim. Setiap tim mencoba mencetak skor dengan cara menyepak, melontar, atau membawa bola sehingga mereka dapat menyepak untuk melepaskan gol lawan atau menyentuh di belakang garis lawan. Tim yang mencetak poin paling banyak menjadi pemenang.
Di Indonesia, khususnya Jawa Barat, cabor ini kalah populer jika dibanding sepak bola yang memasyarakat. Namun, Ikeu telah memilih rugbi sebagai jalan kariernya dalam bidang olahraga setelah menekuni futsal dan sepak bola.
Dara asal Sumedang ini menjelaskan, rugbi adalah cabor yang mengandalkan kekuatan fisik di samping skill dan teknik permainan. Ia merasa kekuatan fisiknya sudah terlatih sejak SD yang secara rutin bermain futsal bersama teman-teman laki-lakinya.
Pada olahraga futsal, ia bukan pemain sambil lalu atau alakadarnya, melainkan menekuninya secara serius. Hal itu ditunjukkan dengan keikutsertaannya memperkuat tim Projectexe dan pernah mengikuti Liga Sumedang pada 2018. Kemudian pada tahun yang sama, ia beralih ke tim Inspire Bandung dan mengikuti Liga Nusantara 2018. Pada tahun itu, ia membawa tim tersebut mendapat juara III tingkat Jawa Barat. Meski gagal jadi juara, namun secara pribadi ia menjadi mesin gol terbanyak pada liga tersebut.
Kemudian, Ikeu sempat melirik cabor olahraga sepak bola perempuan. Ia bergabung dengan klub Persib putri pada tahun 2019.
“Waktu liga 1 2019, Ikeu menjadi pemain Persib putri, kan persib juaranya. Cuman Ikeu waktu itu bukan pemain inti,” katanya.
Memang, waktu itu Ikeu bergabung dengan Persib baru 2 bulan sehingga tak masuk jadi pemain inti. Dalam waktu sependek itu dan berhasil ke tim profesional menumbuhkan kepercayaan dirinya bahwa kekuatan fisiknya memang diperhitungkan.
Lalu, pada tahun yang sama, yaitu 2019, Ikeu beralih ke cabor rugbi. Pada mulanya iseng, kemudian ikut seleksi, dan terpilih menjadi tim inti rugbi Jawa Barat.
“Ada temen yang ngajakin. Nah kebetulan waktu itu lagi latihan di dekat rumah sendiri, terus ada temen–temen rugbi yang mau latihan juga. Nah diajakin tuh, gak lama kemudian dari itu, ada seleksi PON di UPI Bandung, terus ikutan, eh, tahunya masuk,” ceritanya, Selasa (29/9).
Saat seleksi, menurut Ikeu, ada sekira 150 sampai 200 orang laki-laki dan perempuan yang mendaftar. Kemudian mereka menjalani seleksi kembali untuk memilih 20 orang laki-laki dan 20 perempuan yang lolos. Setelah itu mereka menjalani seleksi kembali menjadi 12 orang tim laki-laki dan 12 tim perempuan.
Ikeu mengaku, saat lolos seluruh seleksi itu, dirinya belum terampil bermain rugbi. Ia terpilih lebih karena kekuatan fisiknya yang memang sudah teruji pada futsal dan sepak bola.
“Kayaknya Ikeu bakal fokus di sini dulu. Soalnya kalau futsal SMA sepakbola kan event-nya kebanyakan 2001 ke atas sedangkan Ikeu kan klahiran 2000. Nah, di rugbi tuh belum di umur kayak gitu. Jadi selagi mampu sama fisiknya memadai, boleh ikut,” jelasnya.
Menurut Ikeu, untuk mengikuti PON Papua, tim rugbi Jawa Barat melakukan latihan secara rutin sejak 2019. Pada PON kali ini, rugbi sudah dipertandingkan sebelum pembukaan dimulai pada 2 Oktober lalu oleh Presiden Joko Widodo.
Saat ini, pada cabor rugbi menyisakan 5 tim, yaitu Jawa Barat, Aceh, Papua, DI Yogyakarta, dan DKI Jakarta.
Orang tua Ikeu merasa kuatir saat mengetahui anak perempuannya senang bermain sepak bola bersama laki-laki. Mereka menganggap olahraga itu milik anak laki-laki. Karena itulah, mereka sempat melarangnya.
“Orang tua takut juga, masak cewek mainnya sama cowok, olahraganya juga mayoritasnya cowok semua, cuma kan gimana lagi Ikeu juga suka gitu. Jadi nekat aja gitu, terus ikut-ikut, sampai masuk SMK juga pakai prestasi olahraga, termasuk sekarang kuliah juga kan dari prestasi olahraga juga,” jelasnya.
Setelah melihat keseriusan dan keberhasilan Ikeu dalam olahraga futsal, pada akhirnya sang orang tua mengizinkan. Namun, mereka selalu berpesan kepadanya agar Ikeu selalu bisa menjaga diri.
Karena aktivitasnya sebagai atlet rugbi, studinya di UNINUS terbengkalai. Pada 2019, ia pun memutuskan untuk berhenti kuliah karena memilih bergabung dengan Persib.
“Tahun 2019, sempet gak lanjut karena pilih Persib,” katanya.
Pada saat hendak mengundurkan diri secara resmi, pihak kampus malah malah memberikan pertimbangan lain, dengan memberikan kebebasan untuk memfokuskan diri pada kariernya. “Waktu semester 3 pas banget mau mengundurkan diri, kata Ketua Prodi, “jangan, sayang,” katanya, “udah gapapa kuliah lanjut aja, gampang yang ketinggal mah bisa ngejar,” ceritanya. (AA)